Rabu, 09 Juni 2010

Ringkasan SEMINAR

Rizka Ardhiyana. F34062282. Biodelignifikasi Substrat Limbah Tanaman Jagung sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Menggunakan Kapang Pelapuk Putih Trametes versicolor. Dibawah Bimbingan Ani Suryani dan Djumali Mangunwidjaja.


RINGKASAN

Arah pengembangan bioetanol mulai berubah ke arah pengembangan bioetanol generasi kedua, yaitu bioetanol dari biomassa lignoselulosa. Biomassa lignoselulosa di Indonesia, melimpah, murah, tapi juga banyak yang disia-siakan. Ada banyak potensi biomassa lignoselulosa di Indonesia, salah satunya adalah limbah tanaman jagung (yang terdiri dari seluruh bagian tanaman jagung itu sendiri).

Dalam proses konversi biomassa berligniselulosa menjadi etanol, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Karena komposisinya yang terdiri dari lignin, hemiselulosa dan selulosa, maka ketiga bahan ini harus dipisahkan lebih dulu supaya penetrasi enzim selulase dalam menghidrolisis selulosa menjadi lebih mudah, rendemen gula yang dihasilkan tinggi sehingga rendemen etanol dari fermentasi gula juga tinggi. Proses pemisahan ini dapat dilakukan secara fisis, kimia, biologis, maupun kombinasi ketiganya yang biasa disebut perlakuan pendahuluan dalam pengubahan biomassa menjadi etanol. Masalah utama yang dihadapi dalam proses pemisahan ini adalah sulitnya memisahkan lignin dari bahan yang disebabkan oleh ikatan lignin dengan komponen lain dalam biomassa berlignoselulosa sangat kuat

Salah satu proses biologis biomassa berlignoselulosa dalam pemisahan lignin dari bahan adalah dengan menggunakan jamur pelapuk putih (white-rot fungi). Penggunaan jamur pelapuk putih bertujuan untuk merombak kadar lignin bahan berlignoselulosa sehingga memudahkan perombakan selulosa menjadi gula sederhana yang selanjutnya difermentasi menjadi etanol. Salah satu jamur pelapuk putih adalah Trametes versicolor yang menghasilkan beberapa enzim perombak lignin, yaitu laccase, manganese peroxidase, dan lignin peroxidase (Hossain and Anantharaman, 2006).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk kondisi optimal biodelignifikasi limbah tanaman jagung sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dengan metode RSM. Parameter yang akan diuji adalah: kadar air, kadar ekstraktif, kadar lignin (klakson lignin), kadar holoselulosa, dan kadar alfaselulosa. Perlakuan yang diberikan berupa waktu ( 0,88, 7, 18,5, 25, dan 31 hari), suhu (18,30,50,70,82ºC) dan pembebanan jamur (0,32; 2,5; 6,25; 10; 12,5 ml).

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil data sampel awal (bahan baku mentah limbah tanaman jagung) yaitu kadar air: 0,0085 g, kadar ekstraktif: 0,0500 g, kadar lignin: 2,1332 g, kadar holoselulosa: 5,7719 g. Sedangkan untuk sampel hasil biodelignifikasi sementara untuk perlakuan yang menghasilakan kadar lignin terendah (0,8757 g/sampel setelah biodelignifikasi) adalah P1(2) dengan kombinasi perlakuan waktu: 7 hari, suhu: 70 ºC, dan pembebanan jamur: 2,5 ml. Sedangkan perlakuan yang menghasilkan holoselulosa tertinggi (5,4204 g/sampel setelah biodelignifikasi) adalah P1(1) dengan kombinasi waktu: 0,88 hari, suhu: 30 ºC, dan pembebanan jamur: 2,5 ml.