Kamis, 24 Februari 2011

Sebuah Pelajaran dalam Perjalanan…

(Heboh…Heboh si sakazakii…)

Siang itu tanggal 17 Februari 2011 pukul 14.30, Tol Padalarang cerah ceria alias panas banget. Padahal di dalam Avanza ber AC volume 2, tapi kok ngerasa panas aja ya…ada yang ngomongin kali ya…(haha). Perjalanan dari Kota Kembang menuju Kota Angkot siang itu tidak cukup melelahkan, karena aku dan rekanku Bu Farah cukup duduk manis dalam sebuah mobil yang melaju dalam kecepatan kurang lebih 90 Km/jam sambil memandangi pemandangan bukit-bukit di sekitar tol yang hijau, dan sebagian juga sudah tandus gersang.

Namanya ibu-ibu, maka sepanjang perjalanan ya…ngobrol, apalagi Bu Farah ini baru punya bayi yang lahir 3 bulan lalu, jadiah setelah 4 kali audit bareng Bu Farah kami berdua pun lumayan semakin dekat (iya gak Bu?). Topik obrolan siang ini adalah tentang berita heboh yang akhir-akhir ini muncul di TV, awalnya memang Bu Farah yang membuka pembicaraan tentang susu formula. Hmmm…jujur aja pas ditanya Bu Farah aku pun nggak begitu ngeh seheboh apa pemberitaan di TV. Maklum TV di kosan cuma jadi pajangan alias gak sempet nonton berita, timingnya gak pas sih buat aku…(hehe sok sok sibuk). Jadi selama ini pemberitan tentang susu formula berbakteri ya… ala kadarnya aku lihat di internet.

Jadi ceritanya Bu Farah ini kan baru punya bayi (laki-laki namanya Adam) dan tentu saja sekarang lagi masa menyusui begitu. Empat kali audit bareng Bu Farah, ada kalanya si Ibu bilang “Waduh ini saatnya menyusui nih…” Padahal pas itu lagi audit lho…, trus dengan polosnya aku bertanya “ Kok bisa Bu?” kata si Ibu,” Iya ada nalurinya, biasanya kalau sudah merasa akan menyusui, si bayi sudah lapar dan memang saatnya untuk minum susu”. Aku jadi inget, dulu pas pernah jadi baby sitter sehari (gini2 pernah jagain bayi he), pernah si bayi nangis tiba-tiba, padahal ibunya lagi ikutan seminar, eh udah ditimang-timang gak berhenti juga, wah harus sms ibunya, takut kenapa-kenapa, pas masih ngetik sms…eh ibunya datang…”Wah-wah laper ya…emang udah saatnya” si bayi diambil dan minum susu dari ibunya. Aku hanya terbengong-bengong…”Lho kok Ibu langsung ke sini, apa tangisannya kedengeran?” si Ibu bilang, “Enggak kok mba, emang sudah ngerasa aja waktunya menyusui nih.” Subhanallah filling seorang ibu…

Back to Bu Farah…

Jadi ceritanya, Bu Farah ini heran sama ibu-ibu yang masih aja pakai susu formula dengan alasan ASInya sedikit atau bahkan tidak keluar, karena menurut ibunya, ASI itu akan secara alami keluar menurut kebutuhan si bayi. Jika bayinya terus-terusan minum ASI (karena si ibu memprogramkan ASI eksklusif) maka dijamin si Ibu tidak akan kekurangan ASI karena selalu terjadi pembentukkan ASI dalam tubuh ibu disesuaikan dengan kebutuhan si bayi. Masalahnya ada ibu yang beranggapan ASInya sedikit jadi anaknya dikasih susu formula aja, nah inilah kekeliruannya..Ketika si bayi diberi susu formula sebagai pendamping ASI, otomatis kebutuhan ASI bayi akan berkurang karena sudah sebagian digantikn oleh susu formula. Karena kebutuhan ASI yang sedikit, maka pembentukan ASI di dalam tubuh si ibu juga berkurang. Nah inilah yang menyebabkan anggapan ASInya sedikit. Padahal yang sebenarnya produksi ASI akan menyesuiakan kebutuhan si bayi. Gitu temen2…(aku juga baru tau)

Nah yang disayangkan lagi, kadang setelah melahirkan ada suster atu bahkan dokter yang bertanya di hadapan ibu yang baru melahirkan, “ASInya keluar gak?” padahal pertanyaan ini gak perlu dilontarkan, karena ya pasti keluar, namun emang pembentukan ASI itu diawali dengan pembentukan kolostrum dulu, sehingga ASInya memang belum siap keluar. Kalo baru melahirkan ya belum keluar… tapi dengan statemen satu pertanyaan seperti ini, bisa membuat down si Ibu, apalagi yang gak tau apa itu kolostrum, sehingga ketika dia merasa ASInya tidak keluar (padahal masih kolostrum) dia akan berpikir pakai susu formula saja, dari sinilah ketika bayi sudah diberi susu formula produksi ASI pun akan menjadi sedikit…

Nah…begitulah ibu-ibu dan calon ibu-ibu jangan salah kaprah tentang ibu yang tidak mengeluarkan ASI, karena secara fitrah akan keluar. Karen ASI adalah makanan terbaik untuk si bayi sehingga Allah menjadikannya fitrah (pengecualian bagi ibu-ibu yang punya kelainan kali ya…-baca: punya penyakit atau gangguan pada kesehatan-)

Semoga bermanfaat yang sedikit ini…

Obrolan masih berlanjut ke topik selanjutnya,,,masih dalam tema berkeluarga haha….perjalanan sudah masuk ke Tol Cikampek, barulah kantuk menyergap…zzzztttt….*_*

Kamis, 03 Februari 2011

Penyebab Mahasiswa Gagal Ujian

Just a Joke,,, diambil dari artikel di “Protein 43” bulan Juni 2009 edisi Minggu I (jadi kangen sama buletin kelas TIN 43 yang dulu sangat ekziz ini,,,Infokom Rohis TIN 43 apa kabarnya ya?)

Penyebab Mahasiswa Gagal dalam Ujian

Kalau dilihat dari logika, sebenarnya bukan salah sang siswa bila ia tidak lulus ujian, karena belajar pun tidak sempat…

Tahukah Anda, setahun itu hanya terdapat 365 hari? Yang kita tahu sebagai tahun akademik siswa…. Mari kita hitung!

Hari minggu: 52 hari dalam setahun. Anda pasti tahu kalau hari minggu adalah untuk istirahat. Hari tersisa tinggal 313.

Hari Libur (Nasional dan Internasional): Tak kurang dari 13 hari libur setahun. Hari tersisa tinggal 300.

Liburan sekolah: Jelaz semua mahasiswa akan berlibur dan tidak akan belajar biasanya sekitar 2 bulan lebih,anggaplah sekitar 60 hari. Hari tersisa tinggal 240.

Tidur 8 jam sehari untuk kesehatan: berarti 120 hari terpakai. Hari tersisa tinggal 120.

Tentu kita beribadah kan? Paling tidak 1-2 jam kita beribadah, kita alokasikan 25 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 95.

Bermain yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak memrlukan 1 jm sehari. Terpakai lagi 15 hari. Hari tersisa tinggal 80.

Makan, paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk makan/minum (makan pagi, siang, sore), hilang lagi 30 hari. Hari tersisa tinggal 50.

Jangan lupakan, manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi dengan orang lain, kita ambil 1 jam per hari untuk berbicara. 15 jam terpakai lagi. Hari tersisa tinggal 35.

Kita pun bisa sakit: paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup mewakili. Hari tersisa tinggal 30.

Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per semester berarti, 24 hari sudah teralokasikan untuk ujian. Hari tersisa tinggal 6.

Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 1.

Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN aliaz MILAD kita!!! “Masa” belajar sih????

(hehe…once again, it’s just a joke)