Sabtu, 25 Juli 2009

Kisah Hidup Umar ibn Khattab


Buku yang satu ini rencananya akan dibeli,,,tempat pembelian udah ketemu di purwokerto, kemaren gak sengaja liat. tinggal penantian waktu pengumpulan rupiah demi rupiah...kapankah terkumpul? hixhix...SEGERA!!! insyaAllah, pake duit jatah bulan depan juga bisa, atau pake duit danusan yang dibawa dari bogor? hehehe...

Penulis: Dr. Musthafa Murad
ISBN:978-979-024
Ukuran: 15 x 23 cm
Halaman: 224 hal HVS
Terbit: Mei 2009

Sinopsisnya:

Pernahkah Anda mendengar seorang kaisar agung—sang penakluk dua imperium besar, Romawi dan Persia—yang tidak memiliki seorang ajudan pun. Rakyat kerap melihat ia tengah memanggul sekarung tepung dan gandum, sekantong minyak dan kurma, untuk ia bagi-bagikan ke rumah janda-janda dan anak-anak yatim. Sendirian! Itulah Khalifah Umar—tokoh pemberani tapi penuh perhitungan dan suka bermusyawarah. Dialah hawâri Rasul terdekat, orang tepercaya sekaligus penasihat utamanya. Dialah sahabat paling cemerlang, sang inspirator umat Islam. Dialah kaisar agung tetapi hidupnya lebih sederhana daripada seorang sahaya: makanannya roti juwawut atau kurma, minumnya air putih, ranjangnya alas tikar yang sudah lusuh. Pakaiannya penuh jahitan karena banyak robek. Al-Fârûq—sang pembeda. Demikian julukan yang diberikan Rasulullah untuk Umar. Umar sangat menyukai dan kerap memakai julukan ini. Dijuluki demikian karena Umar dapat membedakan yang haq dan yang bathil, yang baik dan yang buruk.
Rasulullah berkata, “Allah telah menempatkan kebenaran pada lisan dan hati Umar. Dialah mampu membedakan yang hak dan yang batil,” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim).
Al-Fârûq juga diartikan sebagai penjaga Rasulullah dan pencerai-berai barisan kaum kafir, musuh yang senantiasa membangkang dan melawan dakwah Islam. Saat Nabi berdakwah sembunyi-sembunyi, Umar bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?” “Ya!” jawab Nabi. “Jika demikian, mengapa kita diam-diam mendakwahkan ajaran kita? Demi Dzat yang mengutusmu atas nama kebenaran, saatnya kita keluar!” Setelah itu, Nabi keluar bersama dua barisan sahabat, masing-masing dipimpin Umar dan Hamzah. Ketika mereka memasuki Ka‘bah, tak satu pun orang Quraisy berani mengganggu mereka.

Kamis, 23 Juli 2009

CATATAN PL I


Rabu 22 juli 2009

Hari ini tepat 8 hari kerja full dalam rangka PL. cukup melelahkan , jadi bisa merasakan bagaimana capeknya orang yang telah bekerja. Seharian di kantor pulang sore dalam keadaan capek, belum kalo malamnya harus mengerjakan tugas dari perusahaan, jadilah lembur di rumah, besok pagi harus berangkat lagi ngejar setoran (kalo yang bener-bener udah kerja lho)…

DUNIA ABU-ABU (UNTUNG BUKAN BIRU)

Kisah abu-abu ini sebenarnya ada di sekitar kita sebagai mahasiswa, meskipun hitam dan putih masih sangat kental dan terasa. Mungkin bagi yang peka lingkungan, hal ini akan selalu dirasakan dalam kehidupan. Keluar sedikit saja dari dunia kampus, maka aura bu-abu akan smakin kuat…

Abu-abu disini maksudnya antara yang hitam dan putih jadi tersamarkan,yang hitam dianggap putih yang putih dianggap hitam. Meskipun perbedaannya terlihat jeas, namu ketika berada di area abu-abu ini,kita yang tadinya putih bisa menjadi abu-abu bahkan hitam, yang hitam bisa semakin hitam…kok jadi mbulet gini ya…

Intinya di dunia sana sebenarnya banyak hal yang samar yang harus diluruskan, yang hitam haruslah tetap hitam dan yang putih haruslah menjadi tetap putih, tidak dicampur adukkan. Meskipun sungguh sangat berat bila harus merubah sistem yang ada, namun sebagai da’i itulah tugas utama kita. Berat ya, jadi da’i.

Apalagi nanti di dunia kerja pasca kampus, contohnya di tempat PLku ini, meskipun belum kulihat warna abu-abu disini dan terlihat so far so good (semoga dalam realitanya sama dengan yang kulihat), namun di dunia kerja pastilah sangat terasa abu-abu itu, entah di tempat yang mana. Sering kita mendengar mungkin tentang idealism mahasiswa yang luntur di dunia pasca kampus, dimana abu-abu telah mendominasi putihnya kehidupan sebelumnya. Na’dzubillahimindzalik… karena pernyataan ini sering kudengar dari orang-orang yang telah berpengalaman. Bahkan katanya yang tadinya “yang jujur yang mujur, sekarang berubah menjadi yang jujur yang ancur” Fiuh…

Sedih juga bila membayangkan seperti itu. Termasuk juga akhwat nih, yang mungkin jilbabnya tidak lagi sepanjang dulu pas masih ngampus,,,(berdasarkan pengamatan pribadi lho), memang tergantung tempat kerjanya juga, kalo jadi guru ya masih bisa lah menjaga eksitensinya, namun yang kuperhatikan juga akhwat yang bekerja di perusahaan bergengsi dimana linkungannya mungkin sangat jauh dari kehidupan islami, secara perlahan-lahan mungkin juga akan terpengaruhi… (takut juga kalo membayangkan hal itu).

Tidak itu saja, mungkin nantinya akan ada uang-uang yang bertebaran tidak jelas asal-usulnya yang ditawarkan kepada kita, kalo kondisinya kepepet anak sakit, bayar cicilan rumah, masihkah kita istiqomah menolak semua itu? Atau bahkan malah berpikir kalo yah sekali-kali gak papa lah… hmmm

ISTIQOMAH

Sebenarnya penawar dari semua kondisi di atas adalah pribadi yang istiqomah di jalan yang benar di jalan berwarna putih. Istiqomah dengan idealisnya sewaktu jadi mahasiswa dulu, istiqomah tetap berpegang teguh dengan prinsip hidup islami. Dan ternyata istiqomah itu juga sangat sulit kawan…

Hanya yang benar-benar berkomitmen (ilthizam) yang bisa istiqomah. Mau?

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat istiqomah antara lain:

  • Konsisten dalam memegang teguh aqidah tauhid
  • Konsisten dalam menjalankan syariat agama, baik berupa perintah maupun larangan
  • Konsisten dalam bekerja dan berkarya, dengan tulus dan ikhlas karena Allah swt.
  • Konsisten dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan

Allah swt menjanjikan balasan yang besar kepada orang-orang yang istiqomah.

“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Ahqaf:13-14).

Semoga kita bisa istiqamah dalam segala hal. Amin.

Senin, 13 Juli 2009

13 Juli 2009

13 Juli 2009 adalah hari kelahiran blog ini. Syahidah tanggUkh sebuah motivasi yang bisa membangkitkan semangat dan ghirohku untuk terus berkarya demi menjemput syahidku menuju Rabb yang sangat kucintai...
semoga bisa benar-benar menjadi tanggUkh...