Kamis, 23 Juli 2009

CATATAN PL I


Rabu 22 juli 2009

Hari ini tepat 8 hari kerja full dalam rangka PL. cukup melelahkan , jadi bisa merasakan bagaimana capeknya orang yang telah bekerja. Seharian di kantor pulang sore dalam keadaan capek, belum kalo malamnya harus mengerjakan tugas dari perusahaan, jadilah lembur di rumah, besok pagi harus berangkat lagi ngejar setoran (kalo yang bener-bener udah kerja lho)…

DUNIA ABU-ABU (UNTUNG BUKAN BIRU)

Kisah abu-abu ini sebenarnya ada di sekitar kita sebagai mahasiswa, meskipun hitam dan putih masih sangat kental dan terasa. Mungkin bagi yang peka lingkungan, hal ini akan selalu dirasakan dalam kehidupan. Keluar sedikit saja dari dunia kampus, maka aura bu-abu akan smakin kuat…

Abu-abu disini maksudnya antara yang hitam dan putih jadi tersamarkan,yang hitam dianggap putih yang putih dianggap hitam. Meskipun perbedaannya terlihat jeas, namu ketika berada di area abu-abu ini,kita yang tadinya putih bisa menjadi abu-abu bahkan hitam, yang hitam bisa semakin hitam…kok jadi mbulet gini ya…

Intinya di dunia sana sebenarnya banyak hal yang samar yang harus diluruskan, yang hitam haruslah tetap hitam dan yang putih haruslah menjadi tetap putih, tidak dicampur adukkan. Meskipun sungguh sangat berat bila harus merubah sistem yang ada, namun sebagai da’i itulah tugas utama kita. Berat ya, jadi da’i.

Apalagi nanti di dunia kerja pasca kampus, contohnya di tempat PLku ini, meskipun belum kulihat warna abu-abu disini dan terlihat so far so good (semoga dalam realitanya sama dengan yang kulihat), namun di dunia kerja pastilah sangat terasa abu-abu itu, entah di tempat yang mana. Sering kita mendengar mungkin tentang idealism mahasiswa yang luntur di dunia pasca kampus, dimana abu-abu telah mendominasi putihnya kehidupan sebelumnya. Na’dzubillahimindzalik… karena pernyataan ini sering kudengar dari orang-orang yang telah berpengalaman. Bahkan katanya yang tadinya “yang jujur yang mujur, sekarang berubah menjadi yang jujur yang ancur” Fiuh…

Sedih juga bila membayangkan seperti itu. Termasuk juga akhwat nih, yang mungkin jilbabnya tidak lagi sepanjang dulu pas masih ngampus,,,(berdasarkan pengamatan pribadi lho), memang tergantung tempat kerjanya juga, kalo jadi guru ya masih bisa lah menjaga eksitensinya, namun yang kuperhatikan juga akhwat yang bekerja di perusahaan bergengsi dimana linkungannya mungkin sangat jauh dari kehidupan islami, secara perlahan-lahan mungkin juga akan terpengaruhi… (takut juga kalo membayangkan hal itu).

Tidak itu saja, mungkin nantinya akan ada uang-uang yang bertebaran tidak jelas asal-usulnya yang ditawarkan kepada kita, kalo kondisinya kepepet anak sakit, bayar cicilan rumah, masihkah kita istiqomah menolak semua itu? Atau bahkan malah berpikir kalo yah sekali-kali gak papa lah… hmmm

ISTIQOMAH

Sebenarnya penawar dari semua kondisi di atas adalah pribadi yang istiqomah di jalan yang benar di jalan berwarna putih. Istiqomah dengan idealisnya sewaktu jadi mahasiswa dulu, istiqomah tetap berpegang teguh dengan prinsip hidup islami. Dan ternyata istiqomah itu juga sangat sulit kawan…

Hanya yang benar-benar berkomitmen (ilthizam) yang bisa istiqomah. Mau?

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat istiqomah antara lain:

  • Konsisten dalam memegang teguh aqidah tauhid
  • Konsisten dalam menjalankan syariat agama, baik berupa perintah maupun larangan
  • Konsisten dalam bekerja dan berkarya, dengan tulus dan ikhlas karena Allah swt.
  • Konsisten dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan

Allah swt menjanjikan balasan yang besar kepada orang-orang yang istiqomah.

“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Ahqaf:13-14).

Semoga kita bisa istiqamah dalam segala hal. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

ayo koment