Selasa, 24 Mei 2011

“Main-Main” ke BEI…keren booo (Pengalaman Selama Audit Diorama 2)

MasyaAllah.... sudah sangat lama sekali...tidak berposting ria di blog ini...(menyedihkan memang)...banyak ide dan cerita namun tidak tertuang dalam tulisan...hiks...
lets see the future...hehe. alhamdulillah beberapa hari yang lalu ada sedikit cerita yang bisa dishare... ini pengalaman yang kudapat saat audit (lagi)... lets check it out...

Jujur ini baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki ke sebuah gedung tower apalah gitu namanya…di kawasan sudirman tempat jual beli saham Indonesia…haha ndeso sih, tapi emang ini pertama kali (daripada belum pernah sama sekali hayo).

Awalnya pas diturunin di trotoar yang beratap, aku sudah merasa gedung ini keren banget dan suasananya mirip di luar negeri gitu (hehe padahal sih belum pernah ke luar negeri sama sekali). Lah itu dia, aku merasa bukan di Indonesia….karena gedung dan sekitarnya tertata rapi, bersih banget, dan orang-orang yang hilir mudik semua terlihat seperti eksmud-eksmud gitu, sekali dua kali juga terlihat bule mondar-mandir. Nah ini dia, serasa di negeri mana gitu…gak jauh-jauh deh misalnya di Singapore gitu (sekali lagi gaya, padahal belum pernah ke Singapore)…

Kata seorang teman yang bersamaku ke gedung BEI itu, disini perputaran uangnya cepat, dalam waktu seminggu aja kamu bisa dapet 10juta rupiah…sehari cuma 3 jam kerjanya,,,wdew… ngiler sih…Tapi ya…karena wong ndeso kali ya…aku tidak terlalu nyaman berada di lingkungan seperti itu. Walupun kelihatannya eksmud-eksmud itu pinter dan tajir. Tapi sungguh oh sungguh (halah lebai..) itu bukan duniaku…hehe kepedean. Ya.. dicari pengalamannya aja.

Keluar dari daerah elite Sudirman, mobil yang kutumpangi menuju daerah Kramat Jati. Dan dalam sekejap aku merasa sudah berada di Negara Indonesia…(haha), apa tanda-tandanya? Banyak, misalnya saja jalannya sudah mulai merayap karena banyak angkot dan bis yang berhenti sembarangan, kawasan kiri kanan jalan yang terlihat semrawut, pasar-pasar tradisional yang ada di kiri jalan (saat itu sudah ada ikan-ikan segar yang di pajang di pinggir jalan padahal masih sore lhooo) dan itulah sebenarnya wajah Indonesiaku. Kontras sih sebenarnya, kalau membandingkan seorang eksmud yang sedang sibuk mencet-mencet blackberrynya sambil menunggu jemputan E230 Kompresor berhenti di depannya (ngayal.com) dibandingkan dengan seorangg ibu berpakaian sederhana tampak sabar menunggui jualan nasi ramesnya di pinggir sebuah pasar tradisional di daerah Kramat Jati… Yah itulah realita kehidupan sosial sist dan bro tepatnya kesenjangan sosial (yoi…yoi). Tidak usah jauh-jauh mungkin di sekitar atau di lingkungan rumah kita sendiri ada jarak antara si miskin dengan si kaya, dapat dilihat dari tempat berteduh (baca: rumah) yang penampakannya terlihat jomplang, yang satu elite dalam artian sebenarnya dan yang satu lagi elit alias ekonomi sulit. Begitulah kesenjangan sosial yang sangat terlihat mencolok di negeri tercintaku ini, ya mungkin karena statusnya masih berkembang menuju kemajuan kali ya. Sudah saatnya yang kaya lebih memperhatikan yang miskin, bukan hanya bekerja memperkaya diri namun juga mensejahterkan yang lain. Jadi ingat masa-masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Kapan ya Indonesia bisa seperti itu??? insyaAllah bisa…mari bekerja keras untuk Indonesia!!!!

Ah begitulah pengalaman perjalananku hari ini ke BEI, untuk urusan apa? Ya kalian tahu sendirilah pekerjaanku apa…bukan broker kok,,,heheh…

Mungkin itu pengalaman pertama dan terakhir aku ke BEI…ya sekali aja cukuplah untuk menambah khazanah kehidupan, sekalian pemanasan kalau ke luar negeri…(he)


0 komentar:

Posting Komentar

ayo koment